Cari

Kamis, 25 Agustus 2016

GNB ( Gerakan Non Blok )

Kelompok 5

Anggota :
1.       Annina hurriyyati tanzil                 (02)
2.       Gerano sukarno                              (13)
3.       Malik kamaludin bazar                  (18)
4.       Muhammad irfaan yolanda            (22)
5.       Sri agung wisnu wardani               (30)

                          Kelas XII IPS 2
TP 2016/2017



GERAKAN NON BLOK

                Gerakan non blok atau non aligment (NAM) merupakan gerakan yang tidak memihak atau netral terhadap dua kekuatan adidaya blok barat dan blok timur. GNB lahir ketika politik dunia sedang dikuasai oleh blok barat dan blok timur yang masing masing dipimpin oleh amerika serikat dan uni soviet.
      A.      Latar belakang berdirinya GNB
Situasi perang dingin yang terjadi berpengaruh terhadap negara negara yang baru merdeka seperti negara di afrika dan amerika latin. Suasana perang ini dianggap menjadi sumber ketegangan di seluruh penjuru dunia yang sewaktu waktu dapat mengancam kemerdekaan nasional masyarakat dunia. Oleh karena itu negara negara yang tidak memihak salah satu blok ini kemudian membentuk GNB.
Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
      a)       Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia internasional. Blok Barat diikatdalam suatu pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam Pakta Warsawa.
      b)      Adanya kecemasan negara-negarayang baru saja mencapai kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena persaingan antara blokadidaya tersebut.
      c)       Adanya Dokumen Brioni yang merupakan pernyataan dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). PerdanaMenteri Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni, Yugoslavia. Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk mempersatukan gerakan NonBlok.
      d)      Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di markas besar PBB dalam siding Umum PBB ke-15 tahun 1960, kelima orang negarawan tersebut adalah sebagai berikut.
1)      Presiden Sukarno, dari Indonesia.
2)      PM Jawaharlal Nehru, dari India.
3)      Presiden Gamal Abdul Naser, dari RPA/Mesir.
4)      Presiden Kwame Nkrumah, dari Ghana.
5)      Presiden Josep Broz, dari Yugoslavia.
Mereka ini kemudian dikenal sebagai pendiri Gerakan NonBloke. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal di Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut. Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara Non Blok untuk segera menyelenggarakan KTT NonBlok.

      B.      Tujuan GNB
1)      Mengembangkan rasa sosial antar anggota GNB.
2)      Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh blok barat dan blok timur.
3)      Membendung pengaruh negatif blok barat dan timur terhadap anggota GNB.
4)      Mengusahakan terciptanya suasana dunia yang tentram dan aman.
5)      Mengusahakan terwujudnya hubungan antar bangsa secara demokratis.
6)      Menentang kolonialisme, politik apartheid dan rasialisme.
7)      Memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerjasama atas dasar persamaan blok.
8)      Menggalang kerjasama antara negara berkembang dan negara maju menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.

      C.      Hasil atau kegiatan GNB
          1)      Bidang Politik dan Perdamaian Dunia Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang politik dan perdamaian dunia, antara lain ikut berusaha:
a.       meredakan ketegangan dunia;
b.       mengusahakan terciptanya perdamaian dunia;
c.       mengusahakan terwujudnya hubunganantarbangsa secara demokratis;
d.       mengusahakan pelucutan senjata danpengurangan senjata nuklir;
e.       menghapus pangkalan militer asing dan pakta-pakta militer;
f.        melenyapkan kolonialisme;
g.       menyelesaikan sengketa antarnegaradan perang-perang lokal, separti Perang Irak-Iran, masalah di wilayah Timur Tegah (Midle East);
h.       menghapus persekutuan militer;
i.         menentang rasialisme dan apartheid.
Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarkan melalui forum PBB, konferensi-konferensi internasional dan pendekatan langsung dengan negara-negara yang terlibat.
          2)      Bidang EkonomiKegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang ekonomi, antara lain:
a.       ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan derajat;
b.       ikut berusaha mewujudkan suatu tatanan ekonomi dunia baru (TEBD) sehingga terdapat hubungan kerja samasaling menguntungkan antara negara maju dan negara sedang berkembang. Pelaksanaan tata ekonomi dunia baru yang diperjuangkan Gerakan Non Blok dalam forum PBB adalahsebagai berikut.
·         Dialog UtaraSelatanDialog UtaraSelatan adalah pertemuanyang membahas kerja sama saling menguntungkan antara kelompok negara maju yang merupakan negara industri (Utara) dan negara-negara berkembang (Selatan). Dengan adanya dialog UtaraSelatan diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan antara negara maju dan berkembang sehingga terwujud tata ekonomi dunia baru yang adil dan merata.
·         Kerja Sama SelatanSelatanKerja sama SelatanSelatan merupakan bentuk kerja sama antarnegara berkembang dalam bidang ekonomi dan teknologi.
·         Kelompok 77Kelompok 77 merupakan kelompok negara berkembang yang berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomiatas negara-negara maju. Kelompok 77 dibentuk di Jenewa, Swiss pada tahun 1964. Kelompok 77 beranggotakan negara di kawasan Asia, Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika.


Daftar pustaka :



OPEC ( Organization Petrolium Exporting Countries )

Kelompok 4
Anggota  :
1.      Bima Setya Aji                         (07)
2.      Dyah Kusuma Alafsyah           (10)
3.      Iqbal Farhan Hilmy                  (15)
4.      Nurun Nubuwati                     (23)
5.      Satrio Budi Utomo                  (27)
6.      Wasis Singgih Sasono              (31)
Kelas XII IPS 2
TP 2016/2017

Organization Petrolium Exporting Countries (OPEC)
1.      Latar Belakang OPEC
OPEC adalah organisasi antar pemerintah yang berdiri tahun 1960. Negara anggotanya adalah negara eksportir minyak yang saat ini terdiri dari Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair, Qatar, Libya, UAE dan Indonesia. Sebelumnya Equador, Gabon juga menjadi anggota tetapi kemudian keluar pada tahun 1992 dan 1994. Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industri minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970 menempatkan OPEC secara penuh dalam menetapkan pasar minyak.

2.      Sejarah Berdirinya OPEC
Venezuela adalah negara pertama yang memprakarsai pembentukan organisasi OPEC dengan mendekati Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia pada tahun 1949, menyarankan mereka untuk menukar pandangan dan mengeksplorasi jalan lebar dan komunikasi yang lebih dekat antara negara-negara penghasil minyak. Pada 10 Р14 September 1960, atas gagasan dari Menteri Pertambangan dan Energi Venezuela Juan Pablo P̩rez Alfonzo dan Menteri Pertambangan dan Energi Saudi Arabia Abdullah Al Tariki, pemerintahan Irak, Persia, Kuwait, Saudi Arabia dan Venezuela bertemu di Baghdad untuk mendiskusikan cara-cara untuk meningkatkan harga dari minyak mentah yang dihasilkan oleh masing-masing negara. OPEC didirikan di Baghdad, dicetuskan oleh satu hukum 1960 yang dibentuk oleh Presiden Amerika Dwight Eisenhower yang mendesak kuota dari impor minyak Venezuela dan Teluk Persia seperti industri minyak Kanada dan Mexico. Eisenhower membentuk keamanan nasional, akses darat persediaan energi, pada waktu perang. Yang menurunkan harga dari minyak dunia di wilayah ini, Presiden Venezuela Romulo Betancourt bereaksi dengan berusaha membentuk aliansi dengan negara-negara Arab produsen minyak sebagai satu strategi untuk melindungi otonomi dan profabilitas dari minyak Venezuela. Sebagai hasilnya, OPEC didirikan untuk menggabungkan dan mengkoordinasi kebijakan-kebijakan dari negara-negara anggota sebagai kelanjutan dari yang telah dilakukan.

3.      Tujuan OPEC

a.    Memenuhi kebutuhan minyak dunia dgn slg menguntungkan.
b.    Mengatur pemasaran minyak shg tidak terjadi perang harga sesama anggota.
c.    Menciptakan stabilitas harga minyak dunia
Setelah lebih dari 40 tahun OPEC berdiri, organisasi ini telah menerapkan berbagai strategi untuk mencapai tujuannya, strategi tersebut antara lain :
a.    Menetapkan strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara anggota OPEC
b.    Menerapkan beberapa cara untuk menstabilkan harga minyak
c.    Menjamin suplai minyak untuk konsumen
d.    Menjamin kembalinya modal investor pada bidang minyak secara adil
Syarat utama anggota di dalam OPEC :
a.    Negara yang berkaitan secara substansial yang merupakan pengekspor minyak mentah.
b.    Memiliki kepentingan yang sama dengan negara-negara yang sudah menjadi anggota OPEC
c.    Disetujui oleh mayoritas anggota OPEC

4.      Peran OPEC

a.    Memastikan kepentingan dari negara-negara penghasil minyak agar mendapatkan penerimaan yang layak dari penjualan minyaknya, dapat menyediakan persediaan minyak yang efisien, bernilai ekonomis dan berkelanjutan bagi negara-negara konsumen minyak serta pengembalian dana yang dapat di terima bagi siapapun yang berinvestasi di dalam industri perminyakan.
b.    OPEC memiliki sumber cadangan minyak yang lebih besar, biaya produksi yang lebih murah dengan pasaran minyak sekitar 40-45% dari total konsumsi dunia

5.      Sumber :


a.   02/opec-pengertian-tujuan-anggota-opec.html




APEC ( Asia - Pasific Economic Coorporation )

Kelompok 3

 Anggota :
1.       Annisa Rahmadhika Widowati  (03)
2.       Argayoga Laksana Satyagraha   (04)
3.       Fuskha Nur Islami                    (11)
4.       Hasan Hendratmoko                 (14)
5.       Muhammad Ichbal                    (21)
6.       Riska Ayu Wulandari                (25)
                 XII IPS 2 
             TP 2016/2017


Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)


Adalah forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hongkong, Indonesia, Japan, Korea Selatan, Malaysia, Mexico, New Zealand, Philipina, Peru, Papua New Guinei, Russia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei. Anggota APEC disebut “Ekonomi” mengingat setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.

Latar Belakang
Pembentukan kerja sama regional di kawasan Asia Pasifik dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1.       Perubahan dalam konstelasi politik dunia seperti munculnya berbagai kelompok perdagangan regional yang bersifat tertutup dan cenderung membedakan kedudukan negara-negara Asia Pasifik dalam bidang perdagangan dan investasi. Contoh dari kerja sama regional itu antara lain NAFTA (North American Free Trade Area) atau kerja sama ekonomi negara-negara Amerika Utara.
2.        Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika ini berdampak sangat luas dan terjadi secara global di seluruh belahan bumi, termasuk kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itulah, negara-negara di kawasan ini dituntut untuk melakukan berbagai penyesuaian lewat perubahan struktur ekonomi agar tidak merugikan mereka. Perubahan ini kemudian mendorong perekonomian negar-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi saling tergantung (interdependensi).
3.        Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan Putaran Uruguay. Kekhawatiran tersebut sempat menimbulkan ketidakpastian atas masa depan perekonomian dunia.
4.        Adanya perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.

Tujuan APEC
Tujuan dari  APEC adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan kerja sama ekonomi melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi. Selan itu, APEC bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi di kawasan tersebut di tengah-tengah perkembangan ekonomi internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut APEC melakukan kerja sama dalam tiga ruang lingkup yang disebut dengan Tiga Pilar Kerja Sama APEC. Ketiga pilar itu adalah liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi usaha, kerja sama ekonomi, dan teknik.

Anggota APEC
Saat ini, APEC memiliki 22 anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis pantai ke Samudra Pasifik. Meskipun begitu, kriteria keanggotaan yaitu setiap anggota adalah lebih kepada ekonomi terpisah, dibandingkan dengan negara terpisah. Sebagai hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC menggunakan istilah ekonomi anggota, bukan negara anggota.

Prinsip Kerja Sama APEC
Kerja sama di APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip yaitu:
1.       Consensus, yang berarti bahwa semua keputusan di APEC harus disepakati oleh dan bermanfaat bagi 21 Ekonomi Anggota.
2.       Voluntary and non-binding yang berarti semua kesepakatan dalam forum APEC dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat.
3.       Concerted unilateralism, yang berarti pelaksanaan keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi, tanpa syarat resiprositas.
4.       Differentiated time frame yaitu bahwa setiap Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu
Prinsip-prinsip tersebut terbukti telah membuat anggota APEC melaksanakan komitmen secara lebih efektif. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota APEC yang beragam kapasitasnya, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC
Mekanisme kerja APEC bermuara pada para Pemimpin Ekonomi APEC yang melakukan pertemuan setahun sekali dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM). Sebelumnya, para Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan APEC menghadiri pertemuan bersama dalam APEC Ministerial Meeting (AMM). Hasil kesepakatan para Pemimpin Ekonomi dan Menteri APEC tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh para Pejabat Tinggi (Senior Officials) APEC yang bertemu lazimnya 3 (tiga) kali dalam setahun. Pada tingkatan teknis, hasil-hasil pertemuan Senior Officials Meeting (SOM) akan dilaksanakan oleh Komite, Working Groups, Fora dan Subfora.
Seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu perdagangan dan investasi di kawasan, kerja sama sektoral di APEC juga semakin luas dan kompleks. Tidak kurang dari 34 kelompok kerja, fora dan subfora yang menyelenggarakan pertemuan secara rutin. Dalam periode keketuaan dan ketuanrumahan Indonesia di APEC pada tahun 2013, telah diselenggarkan sebanyak 182 pertemuan untuk berbagai tingkatan.

Tambahan :
Peranan APEC bagi Indonesia dan Kawasan
1.       Manfaat APEC bagi Indonesia:
Ø  Sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling menguntungkan dengan Negara/Ekonomi mitra strategis Indonesia di kawasan.
Ø  Sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia, melalui proyek-proyek pelatihan teknis dan capacity building serta sharing of best practices.
Ø  Sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka bagi produk ekspor unggulan Indonesia. Terjadi peningkatan total perdagangan Indonesia dengan Ekonomi APEC lainnya, yaitu sebesar US$ 276,589.1 Milyar pada tahun 2013 dibandingkan US$ 29,9 Milyar pada tahun 19891 pada saat Indonesia turut mendirikan APEC
Ø  Sarana peningkatan investasi. Pada tahun 2012 tercatat total investasi portofolio yang masuk ke Indonesia dari anggota APEC lainnya adalah sebesar US$ 245,200.5 Milyar dibandingkan US$ 45,7. Milyar pada tahun 2001.

2.       Manfaat APEC bagi Kawasan:
Ø  Turut menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di kawasan melalui pertukaran informasi kebijakan. Sebagaimana tercantum dalam laporan World Bank 2013: kawasan Asia Pasifik tetap merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi global di tengah ketidakpastian ekonomi dunia akibat krisis Eropa, hal ini terlihat dari estimasi tingkat pertumbuhan di APEC yang lebih tinggi dari dunia:
APEC: 4,2% (2013); 4,7% (2014), Dunia: 3,1% (2013); 3,8% (2014)
Ø  Menciptakan kondisi yang mendukung peningkatan perdagangan kawasan: Tarif rata-rata turun dari 16,9% tahun 1989 menjadi 6,6% tahun 2008, dan 5,8% tahun 2010 serta turun tipis menjadi 5.7% pada tahun 2012.
Ø  Sarana pembahasan isu-isu behind the border dan across the border terkait perdagangan dan investasi, maupun isu-isu yang kerap menjadi ancaman perekonomian seperti kesiaptanggapan bencana, ancaman terorisme,
Ø  Mendorong paradigma pertumbuhan yang berkualitas melalui five growth strategy: balance, inclusive, sustainable, innovative, dan secure.
Ø  Mempermudah dan memfasilitasi dunia usaha antara lain melalui skema APEC Business Travel Card (ABTC).




Selasa, 23 Agustus 2016

IGGI ( Intergovermental Group On Indonesia ) dan CGI ( Consultatif Group Of Indonesia )

Kelompok  2

Anggota  :

1.   Audita Kusuma Astuti                                     (05)
2.   Bagaskara Dwi Wahyu Jati                              (06)
3.   Gardhika Adrian Eka Laksa                             (12)
4.   Isniyatin Nur Yusrina                                       (16)
5.   Jihan Nurom Bidayah                                       (17)
6.   Safrida Alivia Sri Ananda                                (26)

                                   Kelas XII IPS 2
                                    TP 2016/2017

IGGI DAN CGI


A.Latar Belakang
IGGI adalah kelompok internasional yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1967 dan bertujuan untuk mengkoordinasikan dana bantuan multilateral kepada Indonesia. Pertemuan pertama IGGI diadakan di Amsterdam pada 20 Februari 1967. Saat itu Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dari 1967 hingga 1974 IGGI melakukan dua kali pertemuan dalam setahun, namun sejak 1975 karena keadaan ekonomi membaik maka pertemuan hanya dilaksanakan sekali dalam setahun.
Maret 1992, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa bantuan dana dari IGGI akan ditolak jika masih dikuasai oleh Belanda. Karena Belanda dianggap terlalu banyak mengaitkan pinjaman luar negerinya dengan masalah politik di Indonesia. Keputusan tersebut juga terjadi setelah Jan Pronk (ketua IGGI) yang mengecam tindakan Indonesia akan pembunuhan para pengunjuk rasa di Timor Timur (Pembantaian Santa Cruz atau Insiden Dili) pada tahun 1991. Sebagai penggantinya pemrintah Indonesia meminta pada Bank DUnia membentuk Consultative Group Of Indonesia (CGI). CGI mengadakan siding pertama kali di Paris, Prancis, tanggal 16 Juli 1992.
B. Tujuan
IGGI yang didirikan pada 1967 bertujuan memberikan bantuan kredit jangka panjang dengan bunga ringan kepada Indonesia untuk biaya pembangunan. Bahkan setelah dibubarkan dan diganti menjadi CGI tujuan organisasi ini tetap sama, yaitu membantu indonesia yang sedang mengadakan pembangunan ekonomi,agar indonesia dapat berkembang sehingga menjadi negara yang maju.
C.Hasil Kegiatan
Hasil/kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia setelah mendapat bantuan dana dari IGGI dan CGI tidak jauh berbeda yaitu :
a)     Selain mendapat bantuan berupa uang Indonesia juga mendapat bantuan teknik, berupa bantuan Tenaga Ahli, Peralatan Laboratorium, dan Penelitian.
b)    Grant (Hibah) yang digunakan untuk keperluan pembangunan, misalnya membeli kapal angkutan laut.
c)     Devisa kredit dan bantuan pangan yang digunakan untuk biaya impor barang muda, bahan baku, dan bahan makanan.
d)    Bantuan proyek, bantuan ini digunakan untuk biaya pembangunan proyek listrik, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan (seperti program KB), pengairan, serta prasarana lainnya.
e)     Bantuan program, bantuan ini digunakan untuk biaya penyusunan program pembangunan.



Selasa, 09 Agustus 2016

PERANG VIETNAM


Nama:
1.      Gerano Sukarno               (13)
2.      Hasan Hendratmoko        (14)
3.      Iqbal Farhan Hilmy          (15)
4.      Isniyatin Nur Yusrina      (16)
Kelas: XII IPS 2


Latar Belakang
Perang Vietnam yang disebut juga Perang Indochina II terjadi pada tahun 1957-1975. Dua kubu yang berseteru adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru, dan Filipina, melawan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) dengan dukungan dari Uni Soviet dan Republik Rakyat China.
Tahun 1946, Perancis membentuk Negara Vietnam Selatan dengan Bao Dai sebagai pimpinannya sekaligus sebagai tangan kanan Perancis. Tahun 1950, China dan Uni Soviet mengakui pemerintahan Ho Chi Minh di Vietnam Utara. Karena kekalahan Perancis pada Perang Indochina 1 di Dien Bien Phu menyebabkan jatuhnya tugas perlindungan terhadap Vietnam Selatan dari pengaruh komunis kepada Amerika Serikat.
Konflik terjadi karena Ho Chi Minh ingin mempersatukan Vietnam dan tidak sepakat atas Perjanjian Jenewa yang membvagi Vietnam menjadi 2. Sementara Amerika Serikat ingin mencegah Uni Soviet menggunakan power dan influencenya ke seluruh dunia, membendung penyebaran paham komunis.

Strategi dan Taktik
·         Vietnam Utara
Indirect (Gerilya) dengan cara:
-          Mengikis kekuatan lawan sedikit demi sedikit
-          Fokus pada target militer
-          Aksinya dilakukan secara sembunyi-sembunyi
-          Membedakan combatan dan non-combatan
-          Membuat kantung-kantung aman
-          Menyiapkan pasukan khusus (Vietcong: gerilyawan komunis)
-          Menggunakan persenjatan tradisional seperti ranjau, bambu runcing, pembuatan jalur tikus.
·         Amerika Serikat (yang memegang Vietnam Selatan)
Direct (Manouver)
Di mana pusat kekuatan lebih difokuskan kepada angkatan bersenjata yang memiliki mobilitas strategis dan teknologi senjata yang modern

Penyelesaian
1.      Pada tanggal 27 Januari 1973, Paris menandatangani persetujuan genjatan senjata
2.      Pada tanggal 30 April 1975, pasukan Vietnam Utara menduduki Saigon, Ibu Kota Vietnam Selatan. Bendera Vietnam Utara dikibarkan di Istana Presiden Vietnam Selatan dan warga Amerika Serikat beserta pasukan militer Amerika Serikat meninggalkan kedutaan Amerika di Saigon. Hal inilah yang menjadi pertanda berakhirnya perang Vietnam ini.

Dampak
1.      Banyaknya korban jiwa yang terlibat dalam perang tidak terhitung jumlahnya secara pasti.

2.      Mengakibatkan berkembangnya ideologi komunisme di berbagai kawasan di Indochina, seperti Kamboja dan Laos.

Sumber :