Cari

Sabtu, 15 Oktober 2016

Posted By         : Muhammad Irfaan Yolanda
Anggota kelompok : 1  Diana Rofita Sari                       (08)
        2. Diza Wahyu A                          (09)
                                3. Gardhika A.E.L                         (12)
                                 4. Iqbal Farhan Hilmy                   (15)
                                5. Isniyatin Nur Yusrina                (16)
                                6. Jihan Nurom Bidayah                (17)
                                7. Sri Agung Winu W                    (30)
                                                XII IPS 2

BANDUNG LAUTAN API
 
Bandung Lautan Api merupakan adalah sebuah sebutan untuk perisiwa terbakarnya kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pembakaran ini dilakukan oleh penduduk Bandung sebagai bentuk tanggapan atas ultimatum oleh sekutu yang memerintahkan untuk mengosongkan Bandung. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Maret 1946. Sejarah besar ini dilakukan oleh para penduduk Bandung yang jumlahnya sekitar 200.000 orang. Mereka, dalam waktu tujuh jam melakukan pembakaran rumah dan harta benda mereka sebelum akhirny pergi meninggalkan Bandung.
      I.            Latar Belakang Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yakni :
·         Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para penduduk Bandung agar menyerahkan semua senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu.
·         Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari penduduk Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945.
·         Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yakni sektor utara dan sektor selatan.
·         Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung.
   II.            Kronologi Terjadinya Bandung Lautan Api
Kronologi Bandung Lautan Api dapat dirunut dari peristiwa ketika pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945.  Para pejuang Bandung kala itu sedang gencar- gencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang.

Hubungan antara pemerintah RI dengan sekutu pun juga sedang tegang. Di saat seperti itu, pihak sekutu menuntut agar semua senjata api yang  ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada pihak sekutu.

Namun, sekutu yang baru tiba ini meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan semua senjata hasil pelucutan  Jepang ini. Hal ini ditegaskan melalui ultimatum yang dikeluarkan pihak Sekutu. Isi ultimatum tersebut adalah agar senjata hasil pelucutan Jepang segera diserahkan pada Sekutu dan penduduk Indonesia segara mengosongkan kota Bandung paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk keamanan rakyat.

Pada malam tanggal 21 November1945, TKR dan badan-badan perjuangan Indonesia melancarkan serangan terhadap kedudukan- kedudukan Inggris di wilayah Bandung bagian utara. Hotel Homann dan Hotel Preanger yang digunakan musuh sebagai markas juga tak luput dari serangan.

Menanggapi serangan ini, tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat. Ultimatum ini berisi agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk dari pasukan bersenjata. Masyarakat Indonesia yang mendengar ultimatum ini tidak mengindahkannya. Karenanya, pecahlah pertempuran antara sekutu dan pejuang Bandung di tanggal 6 Desember 1945.
Kemudian, di tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali mengulang ultimatumnya, pada saat ini terdapat dua perintah yang berbeda yaitu :
1)       Dari perdana Menteri Amir Syarifudin (Pusat)
Bahwa para pejuang / pasukan RI harus mundur  dari kota Bandung sesuai dengan perjanjian antara pemerintah RI dengan Sekutu yanag saat itu sedang berlangsung di Jakarta.
2)       Dari Panglima TKR Jenderal Sudirman (Jogja)
Bahwa para pejuang/pasukan RI harus mempertahankan Kota bandung sampai titik darah penghabisan.

Menghadapi dua perintah yang berbeda ini, akhirnya pada 24 Maret 1946 pukul 10.00 WIB, para petinggi TRI mengadakan rapat untuk menyikapi perintah PM Sjahril di Markas Divisi III TKR. Rapat ini dihadiri para pemimpin pasukan Komandan Divisi III Kolonel Nasution,  Komandan Resimen 8 Letkol Omon Abdurrahman, Komandan Batalyon I Mayor Abdurrahman, Komandan Batalyon II Mayor Sumarsono, Komandan Batalyon III Mayor Ahmad Wiranatakusumah, Ketua MP3 Letkol Soetoko, Komandan Polisi Tentara Rukana, dan perwakilan tokoh masyarakat dan pejuang Bandung. Ada satu peserta rapat yaitu Rukana mengusulkan untuk meledakkan terowongan sungai Citarum di Rajamandala sehinga airnya merendam Bandung, saking emosinya Rukana menyebut usulnya agar bandung menjadi “lautan api” yang dimaksudsud seharusnya “lautan air”. Usul lain muncul dari tokoh Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT),  Soetoko,  yang tidak setuju jika hanya TRI saja yang meninggalkan Bandung. Menurutnya, rakyat harus bersama TKR mengosongkan kota Bandung. Namun, akhirnya para pejuang Indonesia memutuskan untuk melancarkan serangan besar - besaran terhadap sekutu di tanggal 24 Maret 1946.

III.            Tujuan membakar Bandung
Para pejuang Bandung memilih membakar Bandung dan kemudian meninggalkannya dengan alasan tertentu. Tujuannya adalah untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda dalam memanfaatkan kota Bandung sebagai markas strategis militer mereka dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Operasi pembakaran Bandung ini disebut sebagai operasi "bumihangus". Keputusan untuk membumihanguskan kota Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3), yang dilakukan di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, tanggal 24 Maret 1946.

Hasil musyawarah tersebut kemudian diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI. Ia juga memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Lalu, hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir. Pembakaran kota berlangsung malam hari sembari para penduduknya pergi meninggalkan Bandung. Melalui siaran RRI pada pukul 14.00, Nasution mengumumkan:  bahwa semua pegawai dan rakyat harus keluar sebelum pukul 24.00, tentara melakukan bumi hangus terhadap objek vital di Bandung agar tidak dipakai Inggris dan NICA.
Saat malam tiba, TRI akan menyerang Bandung. TRI juga mempersiapkan sejumlah titik pengungsian bagi Keresidenan Priangan, Walikota Bandung, Bupati Bandung, Jawatan KA, Jawatan PTT, rumah sakit, dan lain-lain. Pada saat ini ada masyarakat yang mengetahui betul tetapi ada juga yang hanya mendengar desas desus pembakaran kota Bandung, masyarakatpun akhirnya menggungsi . Tempat tujuan pengungsi menyebar, mulai dari Cililin, Ciparay dan Majalaya, Tasikmalaya, Cianjur, Ciwidey, Garut, Sukabumi, bahkan adaya yang mengikuti hingga Jogjakarta.
TRI menjadwalkan peledakan pertama dimulai pukul 24.00 WIB di Gedung Regentsweg, selatan Alun-alun Bandung yaitu Gedung Indische Restaurant (sekarang Gedung BRI), sebagai aba-aba untuk meledakan semua gedung.
Di tengah persiapan itu tiba-tiba terjadi ledakkan. Seorang pejuang, Endang Karmas, mengaku heran dengan adanya ledakan, padahal baru pukul 20.00 WIB. Ledakkan pertama itu terlanjut dianggap aba-aba, sehingga pejuang lain pun tergesa-gesa melakukan pembakaran dan peledakkan gedung. Karena persiapan yang minim, banyak gedung vital yang tidak bisa diledakkan, kalaupun meledak, tidak sanggup merusak bangunan yang terlalu kokoh. Beberapa kemungkinan menjadi pemicu melesetnya jadwal ledakkan dari jadwal semula,  yakni faktor teknis atau keterampilan menguasi bahan peledak yang minim, alat peledak yang kurang, atau ada sabotase oleh musuh untuk menggagalkan sekenario Bandung Lautan Api.Terlebih saat persiapan pengungsian pasukan Gurkha dan NICA terus melakukan provokasi hingga penembakan terhadap para pejuang. Hal itulah yang membuat rencana pembakaran dan penghancuran objek vital tidak berjalan seperti rencana, malah yang terjadi banyak rumah penduduk yang terbakar.

Di tengah situasi genting ini Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Muhammad Toha dan Ram dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) pun mengajukan diri. Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat (dinamit) tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut gugur sebagai pahlawan bangsa.

Strategi operasi bumihangus ini adalah strategi yang tepat karena kekuatan TRI dan milisi rakyat memang tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang besar. Setelah perisitewa Bandung Lautan Api tersebut, kemudian TRI bersama dengan milisi rakyat melakukan perlawanan dari luar Bandung dengan cara bergerilya.
IV.            Asal Julukan Bandung Lautan Api
Istilah atau sebutan ‘Bandung Lautan Api’ terhadap peristiwa ini muncul di harian Suara Merdeka pada tanggal 26 Maret 1946. Saat peristiwa pembakaran itu berlangsung, seorang wartawan muda, Atje Bastaman, menyaksikannya dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut.

Dari puncak itulah, Atje Bastaman melihat Bandung memerah mulai dari Cicadas hingga ke Cimindi. Karenanya, begitu ia tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan penuh semangat segera menuliskan berita tentang peristiwa ini dan memberinya judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api".
Akan tetapi, kurangnya ruang untuk tulisan judulnya membuat ia harus membuat judulnya jadi lebih pendek, yakni menjadi "Bandoeng Laoetan Api".
Ada juga yang menyebutkan bahwa kata “ Bandung Lautan Api” berasal dari usalan Rukana yang harusnya beliau berkata “ Bandung Lautan Air ” dari rapat tangal 24 Maret 1964 dimana rapat tersebut baru sengit dan Rukana pun tak sanggup menahan emosi beliau.


Hal yang unik :

 malapetaka lain juga terjadi di kota bandung dimana jebolnya bendungan sungai cikapundungyang menimbulkan bencana banjir besar di kota bandung. Peristiwa itu pada malam hari 25 november 1945. Jebolnya tanggul itu dikaitkan dengan aksi terror dari NICA sehingga memancing amarah rakyat. Jadi selain menjadi lautan api, bandung juga menjadi lautan air.

1 komentar:

  1. Best Online Casinos in Singapore | Book of Dead
    Online 바카라 casinos are very popular in Singapore. the best online casinos 카지노 in the country for gambling. It offers many exciting slots games that offer the 바카라 사이트 best

    BalasHapus