PERKEMBANGAN GERAKAN NON BLOK
post by : malik k.b(18), irfaan (22)
Anggota Kelompok:
1.
Bagaskara Dwi Wahyu Jati (06)
2.
Diana Rofita Sari (08)
3.
Gardhika A.E.L (12)
Gerakan Non Blok merupakan suatu
pandangan politik luar negeri suatu negara yang bebas menentukan jalan
politiknya sendiri tanpa mengikutsertakan atau tergantung kepada salah satu
Blok yang saling bertentangan.
Tujuan utama GNB adalah untuk meredakan
ketegangan atau ancaman perang, serta menghindari pertikaian bersenjata antara
Blok Barat dan Blok Timur dengan berlandas kebebasan dan ketidaktergantugannya
berdasarkan kepentingan nasional dan internasional.
1). Latar Belakang Berdirinya GNB.
a. Pada tahun 1955 berlangsung Konferensi Asia
Afrika di Bandung yang dihadiri oleh negara-negara yang pernah mengalami
penjajahan. Berangkat dari pengalaman itu mereka sepakat menggalang solidaritas
untuk mengenyahkan kolonialisme dalam segala bentuknya dan mereka menentukan
sikap bersama terhadap perang dingin.Oleh karena itu dirasakan perlu membentuk
organisasi yang tidak terikat kepada salah satu blok yang sedang terlibat
perang dingin.
b. Pada tahun 1961 ketegangan antara
Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak. Blok Timur membangun tembok yang
membelah kota Berlin. Masih pada tahun yang sama timbul krisis di Kuba setelah
Uni Soviet membangun pangkalan rudal di negara itu. Ketegangan tersebut ikut
memicu terbentuknya GNB.
c. Pada tahun 1961 berlangsung pertemuan
persiapan KTT I GNB di Kairo. Pertemuan itu berhasil mengangkat 5 prinsip yang
menjadi dasar GNB, di mana kelima prinsip itu memuat dua hal yang menjadi
perhatian utama GNB, yaitu kolonialisme dan superpower. Adapun kelima prinsip
tersebut adalah :
1. Tidak berpihak terhadap persaingan
antara Blok Barat dan Blok Timur.
2. Berpihak terhadap perjuangan anti
kolonialisme.
3. Menolak ikut serta dalam berbagai
bentuk aliansi militer.
4. Menolak aliansi bilateral dengan
negara super power.
5. Menolak pendirian basis militer
negara super power di wilayah masing-masing.
2). Sejarah Berdirinya GNB
GNB merupakan kelanjutan dari proses
anti kolonialisme. Hal itu terjadi karena para pendiri GNB pada umumnya telah
memimpin gerakan nasionalisme di negaranya masing-masing dan pada umumnya
mereka berasal dari negara Asia - Afrika yang merdeka antara tahun 1945-1960.
Perjuangan tersebut telah mendorong rakyat
bekas jajahan untuk menyadari bahwa mereka berdiri pada akhir suatu era
kegelapan dan sedang menatap era baru sejarah yang penuh harapan, walaupun ada
kecemasan dalam menghadapi tantangan dan ancaman baru.
GNB merupakan produk yang alami dari
perjuangan kemerdekaan dan telah mendapatkan momentum setelah Perang Dunia II
melahirkan dua blok yang saling bertentangan. Kelahiran dua blok tersebut jelas
mengancam prinsip kebebasan untuk menentukan masa depannya sendiri sehingga hal
tersebut mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk memberikan solusi yang
cerdas berupa GNB.
Konferensi Asia Afrika (KAA) dianggap
sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB tersebut. Walaupun KAA bukanlah
konferensi GNB, tetapi konferensi itu telah menghasilkan prinsip-prinsip perdamaian,
kerjasama internasional, kebebasan/kemerdekaan, dan hubungan antar bangsa dan
negara.
Kesemua prinsip tersebut sangat
diperlukan untuk menata dunia yang adil. Presiden Tito dari Yugoslavia yang
memisahkan diri dari USSR di bawah Stalin pada tahun 1948 merasa tertarik
dengan politik non blok dan mengunjungi negara-negara sponsor gerakan tersebut
seperti Republik Persatuan Arab (Mesir), India, Indonesia, Myanmar, dan Ghana.
Ketika Tito berkunjung ke Mesir, dia
mengadakan pembicaraan dengan Presiden Gamal Abdul Nasser di mana keduanya
sepakat untuk menyelenggarakan semacam konferensi negara-negara non blok. Pada
saat itu dirasakan sulit untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika ke-2
karena negara-negara yang hadir di KAA di Bandung 1955 terbelah menjadi negara
non blok dan negara pro blok.
Kemudian Tito, Nasser, dan Nehru
mengadakan pertemuan di Broni pada tahun 1956. Mereka kemudian mengadakan
pertemuan dengan Presiden Soekarno (Indonesia) dan Presiden Nkrumah (Ghana)
pada bulan September 1960 ketika menghadiri pembukaan Sidang Umum PBB di New
York.
Hal itu diikuti dengan pertemuan
persiapan bagi konferensi GNB di Kairo pada Juni 1961, di mana berhasil
memutuskan kriteria negara yang akan diundang dan 5 prinsip GNB.
Tokoh Penggagas : Presiden Soekarno (Indonesia), Presiden Josep
Broz Tito (Yugoslavia), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), PM Pandit
Jawaharlal Nehru (India), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana), adapun serangkaian
KTT GNB adalah sebagai berikut :
a. KTT I GNB 1-6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia
Negara-negara yang diundang harus
memiliki kriteria : melaksanakan politik bebas berdasarkan konsistensi damai,
tak terikat, dan memperlihatkan usaha mendukung politik tersebut. Secara
konsisten mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan.
Bila telah mengizinkan basis militer
konsensi-konsensi ini harus tidak dibuat dalam kaitan dengan pertikaian
negara-negara adi kuasa. Bila memiliki bentuk-bentuk organisasi pertahanan
bilateral atau regional, harus bukan merupakan bagian dari rangkaian konflik negara-negara
adi kuasa.
Ketika konferensi berlangsung ada 25
negara yang hadir, yaitu : Afganistan, Aljazair, Birma, Kamboja, Sri Langka,
Kongo, Kuba, Cyprus, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, Irak, Libanon,
Mali, Maroko, Nepal, Saudi Arabia, Somalia, Sudan, Tunisia, Rep. Arab,
Persatuan (Mesir), Yaman, Yugoslavia.
Imperialisme dan kolonialisme sudah
berlalu. Kelompok kedua, mencakup negara-negara Afrika yang tergabung dalam
kelompok Casablanca, dan Indonesia. Mereka menyerukan semangat anti Barat , anti
kolonialisme dan imperialisme karena masa penjajahan masih berlangsung maka
perdamaian dunia tidak mungkin dapat dicapai.
Perbedaan pendapat antara Indonesia (Soekarno) dan India (Nehru).
Pada akhirnya terdapat dua hal utama yang merupakan hasil yang berlandaskan
pada dua pendapat dari masing-masing kelompok yang berbeda yakni :a. Pertama, pernyataan mengenai bahaya perang dan
tuntutan akan perdamaian.b.Kedua, deklarasi pernyataan negara-negara Non Blok
yang menyangkut berbagai masalah dunia seperti kolonialisme, hubungan
internasional, posisi PBB, masalah Jerman, pelucutan senjata berbagai isu
perang dingin.
Walaupun terdapat perbedaan tersebut,
namun negara-negara Non Blok masih berkeinginan untuk menyelenggarakan
konferensi yang kedua yang akan dilaksanakan di Mesir pada tahun 1964.
Menjelang penutupan dipilih utusan yang akan membawa hasil konferensi tersebut
kepada pimpinan Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Presiden Soekarno dan Presiden Kaitan
(Mali) terpilih sebagai delegasi ke Amerika Serikat. Presiden Nkrumah dan PM
Nehru mendapatkan tugas ke Moskow.
b. KTT II 5-10 Oktober 1964 di Kairo, Mesir
Konferensi persiapan diselenggarakan di
Colombo, Sri Langka pada bulan Maret 1964, atas prakarsa Nasser dan
Bandranaike. Berdasarkan konferensi itu diputuskan bahwa masalah yang akan
menjadi pembicaraan adalah masalah umum dunia. KTT di hadiri oleh 47 negara dan
10 peninjau.
Memang sejak KTT GNB pertama kali
berlangsung di Beograd, telah diputuskan untuk menyelenggarakan KTT GNB secara
rutin 3 tahun sekali, namun mengalami kekecualian pada KTT III yang
dilangsungkan pada tahun 1970. Sejak itu KTT GNB berlangsung setiap 3 tahun
sekali dengan urutan sebagai berikut ;
c. KTT III berlangsung di Lusaka,
Zambia, dari tanggal 8-10 September 1970 dihadiri 53 negara.
Hasil KTT terpenting antara lain perlunya
upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
d. KTT IV berlangsung di Algiers, Aljazair, dari tanggal 5-9 September
1973 diikuti oleh 85 negara.
KTT bertujuan meningkatkan kerjasama dan
saling pengertian di antara negara-negara yang sedang berkembang serta berusaha
meredakan krisis Timur Tengah dan masalah diskriminasi di Afrika Selatan.
e. KTT V berlangsung di Colombo, Sri Langka, dari tanggal 16-19 September
1976 dihadiri oleh 94 negara.
KTT bertujuan menyelamatkan dunia dari
bahaya perang nuklir yang mungkin terjadi, memperkokoh persatuan, dan memajukan
negara-negara Non Blok sendiri.
f. KTT VI berlangsung di Havana, Kuba, dari tanggal 3-9 September 1979
dihadiri oleh 94 negara.
KTT bertujuan memperjuangkan bantuan
ekonomi bagi negara-negara Non Blok dan menggiatkan peran PBB dalam tata
ekonomi dunia baru.
g. KTT VII berlangsung di New Delhi, India, dari tanggal 7-12 Maret 1983
dihadiri 101 negara.
KTT menghasilkan seruan dihapuskannya
proteksionisme oleh negara maju dan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
h. KTT VIII berlangsung di Harare, Zimbagwe, dari tanggal 1-6 September
1986 dihadiri oleh 101 negara.
KTT menghasilkan seruan dihapuskannya
politik apartheid di Afrika Selatan dan perdamaian Iran-Irak.
i. KTT IX berlangsung di Beograd, Yugoslavia, dari tanggal 4-7 September
1989 dihadiri 102 negara.
KTT bertujuan memperjuangkan kerjasama dan
dialog negara Selatan-Selatan.
j. KTT X berlangsung di Jakarta, Indonesia, tanggal 6 September 1992
dihadiri 108 negara.
KTT bertujuan memperjuangkan rekonsiliasi di
sejumlah negara yang mengalami konflik dan menggalang kerjasama Selatan-Selatan
serta Utara-Selatan.
k. KTT XI berlangsung di Cartagena, Kolombia, dari tanggal 16-22 Oktober
1995.
KTT bertujuan untuk memperjuangkan
restrukturisasi dan demokratisasi di PBB, dihadiri 113 negara.
l. KTT XII berlangsung di Durban, Afrika Selatan, dari tanggal 1-6
September 1998 dihadiri 113 negara.
KTT bertujuan memperjuangkan
demokratisasi dalam hubungan internasional.
DAMPAK
DIBENTUKNYA GERAKAN NON BLOK BAGI PERANG DINGIN
a. Indonesia
semakin diperhitungkan dalam kancah politik dunia.
b. Kerjasama bilateral maupun multilateral dengan anggota2 negara nonblok
c.Transfer informasi & tekhnologi dengan anggota negara nonblok
d.Dukungan politik atas kedaulatan negara RI
b. Kerjasama bilateral maupun multilateral dengan anggota2 negara nonblok
c.Transfer informasi & tekhnologi dengan anggota negara nonblok
d.Dukungan politik atas kedaulatan negara RI
e.Menentang aphertied
f.Menentang terhadap kolonialisme dan imperialisme
f.Menentang terhadap kolonialisme dan imperialisme
g.Menginspirasi negara lain untuk tidak
saling memihak dan menghentikan perang
Apasih gajelas
BalasHapus