Kelompok 3
Anggota :
1.
Annisa
Rahmadhika Widowati (03)
2.
Argayoga
Laksana Satyagraha (04)
3.
Fuskha
Nur Islami (11)
4.
Hasan
Hendratmoko (14)
5.
Muhammad
Ichbal (21)
6.
Riska
Ayu Wulandari (25)
XII IPS 2
TP 2016/2017
Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC)

Latar Belakang
Pembentukan kerja sama regional di
kawasan Asia Pasifik dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut.
1.
Perubahan
dalam konstelasi politik dunia seperti munculnya berbagai kelompok perdagangan
regional yang bersifat tertutup dan cenderung membedakan kedudukan
negara-negara Asia Pasifik dalam bidang perdagangan dan investasi. Contoh dari
kerja sama regional itu antara lain NAFTA (North American Free Trade Area) atau
kerja sama ekonomi negara-negara Amerika Utara.
2.
Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika
ini berdampak sangat luas dan terjadi secara global di seluruh belahan bumi,
termasuk kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itulah, negara-negara di kawasan ini
dituntut untuk melakukan berbagai penyesuaian lewat perubahan struktur ekonomi
agar tidak merugikan mereka. Perubahan ini kemudian mendorong perekonomian
negar-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi saling tergantung (interdependensi).
3.
Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan
Putaran Uruguay. Kekhawatiran tersebut sempat menimbulkan ketidakpastian atas
masa depan perekonomian dunia.
4.
Adanya perubahan besar di bidang politik dan
ekonomi yang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.
Tujuan APEC
Tujuan dari APEC adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan
kerja sama ekonomi melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi. Selan
itu, APEC bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi di kawasan
tersebut di tengah-tengah perkembangan ekonomi internasional. Untuk mencapai
tujuan tersebut APEC melakukan kerja sama dalam tiga ruang lingkup yang disebut
dengan Tiga Pilar Kerja Sama APEC. Ketiga pilar itu adalah liberalisasi
perdagangan dan investasi, fasilitasi usaha, kerja sama ekonomi, dan teknik.
Saat ini, APEC memiliki 22
anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis pantai ke Samudra
Pasifik. Meskipun begitu, kriteria keanggotaan yaitu setiap anggota
adalah lebih kepada ekonomi terpisah, dibandingkan dengan negara terpisah.
Sebagai hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC menggunakan istilah ekonomi anggota, bukan negara anggota.
Prinsip Kerja Sama APEC
Kerja sama di APEC dibangun
berdasarkan beberapa prinsip yaitu:
1.
Consensus,
yang berarti bahwa semua keputusan di APEC harus disepakati oleh dan bermanfaat
bagi 21 Ekonomi Anggota.
2.
Voluntary
and non-binding yang berarti semua kesepakatan dalam forum APEC dilakukan
secara sukarela dan tidak mengikat.
3.
Concerted
unilateralism, yang berarti pelaksanaan keputusan dilakukan secara bersama-sama
sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi, tanpa syarat resiprositas.
4.
Differentiated
time frame yaitu bahwa setiap Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi
terlebih dahulu
Prinsip-prinsip
tersebut terbukti telah membuat anggota APEC melaksanakan komitmen secara lebih
efektif. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota APEC yang
beragam kapasitasnya, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan
mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan
yang diinginkan.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
APEC
Mekanisme kerja APEC
bermuara pada para Pemimpin Ekonomi APEC yang melakukan pertemuan setahun
sekali dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM). Sebelumnya, para Menteri
Luar Negeri dan Menteri Perdagangan APEC menghadiri pertemuan bersama dalam
APEC Ministerial Meeting (AMM). Hasil kesepakatan para Pemimpin Ekonomi dan
Menteri APEC tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh para Pejabat Tinggi
(Senior Officials) APEC yang bertemu lazimnya 3 (tiga) kali dalam setahun. Pada
tingkatan teknis, hasil-hasil pertemuan Senior Officials Meeting (SOM) akan
dilaksanakan oleh Komite, Working Groups, Fora dan Subfora.
Seiring dengan
semakin kompleksnya isu-isu perdagangan dan investasi di kawasan, kerja sama
sektoral di APEC juga semakin luas dan kompleks. Tidak kurang dari 34 kelompok
kerja, fora dan subfora yang menyelenggarakan pertemuan secara rutin. Dalam
periode keketuaan dan ketuanrumahan Indonesia di APEC pada tahun 2013, telah
diselenggarkan sebanyak 182 pertemuan untuk berbagai tingkatan.
Tambahan :
Peranan APEC bagi Indonesia dan
Kawasan
1.
Manfaat
APEC bagi Indonesia:
Ø
Sarana
untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling menguntungkan dengan
Negara/Ekonomi mitra strategis Indonesia di kawasan.
Ø
Sarana
untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia, melalui proyek-proyek
pelatihan teknis dan capacity building serta sharing of best practices.
Ø
Sarana
untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka bagi produk ekspor
unggulan Indonesia. Terjadi peningkatan total perdagangan Indonesia dengan
Ekonomi APEC lainnya, yaitu sebesar US$ 276,589.1 Milyar pada tahun 2013
dibandingkan US$ 29,9 Milyar pada tahun 19891 pada saat Indonesia turut
mendirikan APEC
Ø
Sarana
peningkatan investasi. Pada tahun 2012 tercatat total investasi portofolio yang
masuk ke Indonesia dari anggota APEC lainnya adalah sebesar US$ 245,200.5
Milyar dibandingkan US$ 45,7. Milyar pada tahun 2001.
2.
Manfaat
APEC bagi Kawasan:
Ø
Turut
menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di kawasan melalui pertukaran informasi
kebijakan. Sebagaimana tercantum dalam laporan World Bank 2013: kawasan Asia
Pasifik tetap merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi global di tengah
ketidakpastian ekonomi dunia akibat krisis Eropa, hal ini terlihat dari
estimasi tingkat pertumbuhan di APEC yang lebih tinggi dari dunia:
APEC:
4,2% (2013); 4,7% (2014), Dunia: 3,1% (2013); 3,8% (2014)
Ø
Menciptakan
kondisi yang mendukung peningkatan perdagangan kawasan: Tarif rata-rata turun dari
16,9% tahun 1989 menjadi 6,6% tahun 2008, dan 5,8% tahun 2010 serta turun tipis
menjadi 5.7% pada tahun 2012.
Ø
Sarana
pembahasan isu-isu behind the border dan across the border terkait perdagangan
dan investasi, maupun isu-isu yang kerap menjadi ancaman perekonomian seperti
kesiaptanggapan bencana, ancaman terorisme,
Ø
Mendorong
paradigma pertumbuhan yang berkualitas melalui five growth strategy: balance,
inclusive, sustainable, innovative, dan secure.
Ø
Mempermudah
dan memfasilitasi dunia usaha antara lain melalui skema APEC Business Travel
Card (ABTC).
0 komentar:
Posting Komentar