Posted By : Muhammad Irfaan Yolanda
Kelompok : 3
Kelompok : 3
Anggota :
1.
Bima Setya Aji (07)
2.
Malik Kamaludin Bazar (18)
3.
Muhammad Ichbal (21)
4.
Muhammad Irfaan Yolanda (22)
5.
Nurun Nubuwati (23)
6.
Safrida Alivia Sri Ananda (26)
Puputan
Margarana

Di saat pasukan Belanda sudah berhasil mendarat di Bali,
perkembangan politik di pusat Pemerintahan Republik Indonesia kurang
menguntungkan akibat perundingan Linggajati, di mana pulau Bali tidak diakui
sebagai bagian wilayah Republik Indonesia. Pada umumnya Rakyat Bali sendiri
merasa kecewa terhadap isi perundingan tersebut karena mereka merasa berhak
masuk menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terlebih
lagi ketika Belanda berusaha membujuk Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai untuk
diajak membentuk Negara Indonesia Timur. Untung saja ajakan tersebut ditolak
dengan tegas oleh I Gusti Ngurah Rai, bahkan dijawab dengan perlawanan
bersenjata Pada tanggal 18 November 1946. Pada saat itu I Gusti Ngurah Rai
bersama pasukannya Ciung Wanara Berhasil memperoleh kemenangan dalam penyerbuan
ke tangsi NICA di Tabanan. Karena geram, kemudian Belanda mengerahkan
seluruh kekuatannya di Bali dan Lombok untuk menghadapi perlawanan I Gusti
Ngurah Rai dan Rakyat Bali. Selain merasa geram terhadap kekalahan pada
pertempuran pertama, ternyata pasukan Belanda juga kesal karena adanya
konsolidasi dan pemusatan pasukan Ngurah Rai yang ditempatkan di Desa
Adeng, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali. Setelah berhasil mengumpulkan pasukannya
dari Bali dan Lombok, kemudian Belanda berusaha mencari pusat kedudukan pasukan
Ciung Wanara.
Pada tanggal 20 November 1946 I Gusti
Ngurah Rai dan pasukannya (Ciung Wanara), melakukan longmarch ke Gunung Agung,
ujung timur Pulau Bali. Tetapi tiba-tiba ditengah perjalanan, pasukan ini dicegat
oleh serdadu Belanda di Desa Marga, Tabanan, Bali.
Pertempuran sengit pun tidak dapat dihndari. Sehingga sontak daerah
Marga yang saat itu masih dikelilingi ladang jagung yang tenang, berubah
menjadi pertempuran yang menggemparkan dan mendebarkan bagi warga sekitar.
Bunyi letupan senjata tiba-tiba serentak mengepung ladang jagung di daerah
perbukitan yang terletak sekitar 40 kilometer dari Denpasar itu.
Pasukan pemuda Ciung Wanara yang saat itu masih belum siap dengan
persenjataannya, tidak terlalu terburu-buru menyerang serdadu Belanda. Mereka
masih berfokus dengan pertahanannya dan menunggu komando dari I Gusti Ngoerah
Rai untuk membalas serangan. Begitu tembakan tanda menyerang diletuskan,
puluhan pemuda menyeruak dari ladang jagung dan membalas sergapan tentara
Indische Civil Administration (NICA) bentukan Belanda. Dengan senjata rampasan,
akhirnya
Ciung Wanara berhasil memukul mundur serdadu Belanda.
Namun ternyata pertempuran belum usai. Kali ini serdadu Belanda
yang sudah terpancing emosi berubah menjadi semakin brutal. Kali
ini, bukan hanya letupan senjata yang terdengar, namun NICA menggempur pasukan
muda I Gusti Ngoerah Rai ini dengan bom dari pesawat udara. Hamparan sawah dan
ladang jagung yang subur itu kini menjadi ladang pembantaian penuh asap dan
darah.
Perang sampai habis atau puputan inilah yang kemudian mengakhiri
hidup I Gusti Ngurah Rai. Peristiwa inilah yang kemudian dicatat sebagai
peristiwa Puputan Margarana. Malam itu pada 20 November 1946 di Marga adalah
sejarah penting tonggak perjuangan rakyat di Indonesia melawan kolonial Belanda
demi Nusa dan Bangsa.
Peristiwa Unik dalam Perang Puputan
Margarana
Perang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi di Bali tahun 1946 dibawah
pimpinan Gusti Ngurah Rai.Tepatnya pada 20 November 1946 terjadilah pertempuran
habis-habisan antara pasukan pejuang Republik Indonesia bernama Pasukan Ciung
Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai melawan kaum penjajah Belanda,di Banjar
Kelaci, Desa Marga. Pertempuran ini terkenal dengan nama Perang Puputan
Margarana. Puputan, dalam bahasa Bali, berarti “habis-habisan”, sedangkan
Margarana berarti “Pertempuran di Marga”; Marga adalah sebuah desa ibukota
kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali.
Dalam perang tersebut I
Gusti Ngurah Rai dan seluruh 1371 pasukannya gugur di medan tempur melawan
penjajah Belanda yang bersenjata lebih lengkap dan berjumlah lebih banyak.
Untuk mengenang jasa mereka, pemerintah Propinsi Bali membuat sebuah monumen di
daerah Tabanan Bali, yang dinamakan Taman Pujaan Bangsa Margarana, di Kabupaten
Tabanan, Bali.
Monumen ini beridiri di atas
tanah seluas 9 hektar sejak bulan November 1954. Sebuah nisan dari Kolonel I
Gusti Ngurah Rai nampak berada paling depan dengan membelakangi ribuan nisan
pahlawan lainnya yang diketahui sebagai anggota pasukan Ngurah Rai yang dikenal
dengan sebutan Ciung Wanara.
Total terdapat sebanyak 1.372
batu nisan dari para pahlawan yang gugur dalam Perang Puputan atau perang
sampai titik darah penghabisan.
Diabadikan dalam uang
Ribuan nisan ini berisikan
nama-nama pahlawan yang gugur dalam perang Puputan Margarana. Dalam
perang Puputan Margarana yang terjadi pada 20 November 1946, Kolonel I
Gusti Ngurah Rai dan ribuan pasukannya tewas saat bertempur melawan
Belanda dengan senjata yang lebih lengkap dan jumlah pasukan yang lebih banyak.
"Di tempat I Gusti Ngurah
Rai ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, pemerintah membuat simbol dengan
membuatkan monumen setinggi tujuh belas meter, dengan anak gapura sebanyak
delapan, dan anak tangga berbentuk angka 45. Simbol dalam monumen yang dibuat
sesuai momentum kemerdekaan Indonesia yakni 17-08-1945," jelas I Gede Putu
Ardiasa, pengelola Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana.
I Gusti Ngurah Rai dan beberapa komandan Ciuang Wanara
Selain batu nisan dan monumen, untuk mengenang
jasa para pahlawan yang ikut berperang melawan penjajah guna memperjuangkan
kemerdekaan republik Indonesia, di monumen nasional Taman Pujaan Bangsa
Margarana juga terdapat tempat penyimpanan senjata dan alat alat perang lainnya
milik I Gusti Ngurah Rai dan pasukan berani matinya, Ciung Wanara.
Presiden Soekarno berziarah ke makam pahlawan (alm) I Gusti Ngurah Rai di
dampingi 3 putra dan istri (alm) di taman makam pahlawan Margarana Tabanan Bali
tahun1950.
Untuk menghormati jasa-jasa
beliau, nama I Gusti Ngurah Rai juga kemudian diabadikan menjadi nama airport
satu-satunya di Bali dan juga jalan utama di Bali. Tidak lupa juga
terdapat event di mana setiap tanggal 20 November terdapat
upacara penyerahan surat sakti yang dilakukan oleh pasukan ciung wanara yang
dilakukan oleh siswa-siswa di Bali. Kemudian dari tanggal 19 – 21 November, di
mana pada malam harinya terdapat carnival untuk memeriahkan hari peringatan
Puputan Margarana.
Sejarah Singkat Perjuangan Pasukan-M di Bali.
Pendaratan
Sekutu di Bali dimulai pada Oktober 1945 di Kota Singaraja di utara Pulau Bali.
Terjadi insiden penurunan bendera Merah Putih yang memancing kemarahan pemuda
setempat. Bendera Belanda Merah Putih Biru dikibarkan di pelabuhan Singaraja.
Kementerian Penerangan dalam Buku Republik Indonesia Propinsi Sunda
Ketjil mencatat, para pemuda membalas merobek bagian biru bendera
triwarna sehingga menyisakan Merah dan Putih. Pihak NICA membalas dengan
membuka tembakan ke arah para pemuda. Seorang pemuda bernama Merta tewas dalam
insiden tersebut. Situasi di Singaraja pun memanas.
Pendaratan
besar-besaran tentara Sekutu dan Belanda di Pulau Bali terjadi tanggal 2 Maret
1946. Pramoedya Ananta Toer mencatat dalam Kronik Revolusi Indonesia
Jilid II, sebanyak 2.000 prajurit Sekutu mendarat. Komponen pasukan yang
mendarat di Pantai Sanur adalah serdadu Inggris, Belanda, dan NICA-Indonesia.
Turut mendarat di sana para tokoh Bali pro-Belanda seperti bekas Asisten
Residen Denpasar, Kontrolir Klungkung, dan Kepala Distrik Denpasar.
Saat Sekutu dan
Belanda mendarat di Bali, Overstee (Letkol) I Gusti Ngurah Rai
sebagai perwira tertinggi Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk Sunda Kecil
sedang berada di Jogjakarta guna berkonsultasi dengan Markas Besar TRI
mengenai pembinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda.
Pendaratan Sekutu dan Belanda berlanjut hingga tanggal 3 Maret 1946.
Melihat gerak
maju pasukan Sekutu dan Belanda di Bali, maka diperintahkanlah untuk menyiapkan
serangan di Bali oleh Resimen Sunda Kecil. Semula OversteeNgurah
Rai meminta persenjataan dari Markas TRI di Jogjakarta. Namun, akhirnya
diputuskan dikirim Pasukan Kapten Markadi dan Pasukan Kapten Albert Waroka.
Mereka dikenal secara umum sebagai “Pasukan-M” yang menggelar operasi amfibi
pertama TNI melintasi Selat Bali dari titik keberangkatan Banyuwangi ke pantai
barat Pulau Bali di sekitar Jembrana.
Keterlibatan
Pasukan-M pimpinan Kapten Markadi dalam ekspedidi lintas laut Banyuwangi-Bali
guna mengusir pasukan Belanda bukanlah perkara mudah, namun penuh heroisme,
bahkan harus dibayar dengan darah dan air mata. Ekspedisi tidak saja berhasil
mengawal Komandan Resimen TKR Sunda Kecil Overstee I Gusti
Ngurah Rai ini kembali ke Bali, akan tetapi merupakan embrio perang rakyat
semesta mampu menyatukan kekuatan TKR Laut, Darat, badan-badan perjuangan, para
nelayan serta rakyat Bali sekaligus berhasil menggerakkan semangat perjuangan
rakyat Bali.
Sosok Kapten Markadi yang cerdas, berani,
pantang menyerah, dan rendah hati tidak akan pernah hilang begitu saja dalam
memori kolektif masyarakat Bali. Perjuangan dan cita-citanya tidak akan pernah
padam dan akan terus bergelora untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara.
Dampak Pertempuran Puputan Margarana
Dampak dari perang ini ada banyak orang
yang meninggal dan akhirnya Belanda menguasai wilayah itu. tetapi tetap saja
apa yang dilakukan I Gusti Ngurah Rai adalah hal yang benar karena lebih baik
mati setelah berjuang habis-habisan daripada tidak berusaha sama sekali.
Walaupun dengan melakukan peperangan ini I Gusti Ngurah Rai harus mengorbankan
banyak pasukannya bahkan dirinya
sendiri.
8x , 9x , 10x BONUS WIN BERUNTUN
BalasHapusSyarat dan ketentuan :
♣ Promoo ini hanya bagi member bolavita yang mendapatkan kemenangan 8x-10x berturut-turut tanpa kalah
♣ Minimal bet untuk setiap pertandingan adalah Rp 20.000 untuk hadiah bonus 8x win
♣ Minimal bet untuk setiap pertandingan adalah Rp 50.000 untuk hadiah bonus 9x & 10x win
♣ Bebas pada arena maupun
♣ Tidak boleh ada draw ataupun kalah
♣ Claim bonus harus dilakukan pada hari yang sama
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623