Posted
By :
Muhammad Irfaan Yolanda
Kelompok
: 3
Anggota
:
1.
Annina Hurriyyati Tanzil (02)
2.
Diana Rofita Sari (08)
3.
Dyah Kusuma Al Afsyah (10)
4.
Gardhika Adrian Eka Laksa (12)
5.
Muhammad Ardhian Nurul Falah (20)
6.
Safrida Alivia Sri Ananda (26)
7.
Septiani Eka Wahyu Pratiwi (28)
8.
Sri Agung Wisnu Wardhani (30)
Serangan Umum 4 Hari di Solo
Serangan umum 4
hari berlangsung pada tanggal 7 -10 Agustus 1949 secara gerilya dilakukan oleh
pelajar dan mahasiswa sehingga mereka dikenal sebagai tentara pelajar. Serangan
ini digagas dikawasan monumen juang 45, Banjarsari, Solo. Para pejuang bekumpul
di desa Wonosido Kabupaten Sragen. Darisitulah ide untuk melakukan serangan
umum di kobarkan. Para pejuang tidak bergabung dalam Detasmen II brigade 17
yang dipimpin Mayor Ahmadi. Serangan dilakukan dari empat penjuru kota Solo.
Rayon I Polokarto dipimpin oleh Suhendro, Rayon II dipimpin oleh Sumarto, Rayon
III Komandan Prakosa, Rayon IV Komandan Latif, Rayon dipimpin Hartono. Pada
pertengahan pertempuran Slamet Riyadi dengan Brigade V ikut bergabung.
Kegagalan
Belanda dalam mempertahankan Solo akhirnya memaksa Perdana Menteri Drees
mengakomodasi tuntutan delegasi Indonesia sebelum menghadiri KMB. Pada 7
Agustus 1949 pukul 06.00 pagi pasukan Arjuna menyusup dan menguasai
kampong-kampung di kota Solo. 8 Agustus 1949 pertempuran berlangsung hingga
tengah malam yang dibantu oleh TNI disekitar pasar kembang, namun Belanda
mencium rencana itu sehingga menangkapi penduduk sekitar. Terdapat 26 orang
termasuk wanita dan anak-anak ditangkap Belanda. 24 diantaranya dihabisi, terdiri
dari 10 orang laki-laki, 6 wanita, dan 8 anak-anak.
Pada tanggal 9
agustus 1949 Belanda semakin membabi buta dan membalas serangan dibantu oleh
pasukan KST (Korps Speciale Troepen) menembak setiap lelaki yang
dijumpainya. Sehingga Komandan Seksi I
Kompi I Sahir gugur, hari keempat pada tanggal 10 Agustus 1949 sebagaimana
diperintahkan oleh Komandan Wehrkreise I Brigadir V, Letkol Slamet Riyadi TNI
melaksanakan serangan perpisahan menandai akhir masa Serangan Umum 4 Hari.
Sehingga meningkalkan moril pasukan gerilya. Pertempuran itu berlangsung hingga
tengah malam menjelang dimulainya gencatan senjata 11 Agustus 1949.
Sementara itu,
pihak tentara Belanda sebagai pembalasan tewasnya 2 anggota KL pada hari yang
semestinya sudah berlaku gencatan senjata namun mereka memaksa penduduk
laki-laki maupun wanita untuk keluar rumah kemudian membakar rumah mereka, dan
membantainya. Dalam pertempuran selama 4 hari tersebut, 109 rumah penduduk
porak poranda, 205 penduduk meninggal, 7 serdadu Belanda tertembak, dan 3 orang
tertawan. Sedangkan dipihak tentara 6 orang gugur. Serangan umum tentara
pelajar Solo kala itu terbukti berhasil memperkuat posisi tawar politik
perjuangan diplomasi RI di KNB Denhag, Belanda. Sehingga dicapainya kedaulatan
RI pada 27 Desember 1949, peristiwa ini sama pentingnya dengan proklamasi.
Karena peristiwa ini adalah lahirnya RI yang diakui oleh semua negara di dunia.
LATAR BELAKANG
Seruan gencatan
senjata disamapaikan pihak Belanda maupun Republik Indonesia sejak 3 Agustus
1949, namun baru terealisasi tanggal 11 Agustus pukul 00.00.
Ketika
Yogyakarta sedianya sudah dikuasai republik sebagai dampak dari serangan umum 1
Maret 1949 dan penyerahan Ibu Kota dari Belanda pada bulan Juli , tak jauh dari
Yogya masih terjadi bentrokan, khususnya Kota Surakarta. Di Surakarta bahkan
terjadi adu kekuatan yang tak kalah dahsyat dari serangan umum 1 Maret.
0 komentar:
Posting Komentar