Cari

Senin, 25 Januari 2016

tugas sejarah wajib bab 1 kelompok 1



Kebijakan Jepang Pada Awal Masa Pendudukan
di Indonesia (1941-1943)
anggota : 
1.     Ahza Arzanul Haq         (01)
2.     Bagaskara Dwi W J       (06)
3.     Fuskha Nur Islami         (11)
4.     Isniyatin Nur Yusrina   (16)
5.     Muhammad Ichbal        (21)
6.     Safrida Alivia S A          (26)
7.     Wasis Singgih S              (31)

Adapun prioritas kebijakan jepang terhadap Indonesia ialah :
          1.      Menghapuskan pengaruh barat
          2.      Memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang

Waktu itu, Jepang berusaha untuk menarik simpati dari bangsa ini agar tetap dipandang sebagai saudara tuanya. Rakyat diberi tahu bahwa yang menjadi musuhnya adalah Inggris, Belanda dan Amerika. Kesempatan dan kebijaksanaan Jepang yang demikian dapat juga dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dalam memperkuat perjuangan nasional. Hal ini terbukti dari gerakan para pemuda Indonesia yang terlibat dalam berbagai organisasi dan kebijakan-kebijakan yang dibentuk Jepang. Pada masa itu, ada beberapa organisasi dan kebijakan Jepang, antara lain:
            A.    Bidang Pemerintahan
Ø  Birokrasi pemerintahan masa kolonial Belanda dilakukan perubahan.
Ø  Jabatan gubernur jendral dihapus dan diganti kepala AL Jepang (Gunseikan).  
Ø  Pembagian Wilayah

Wilayah Indonesia pada saat itu dibagi atas tiga daerah kekuasaan yaitu:

1) Sumatra dibawah Angkatan Darat ke XXV
2) Jawa dan Madura dibawah Angkatan Darat ke XVI
3) Kalimantan dan Indonesia timur dibawah Angkatan Laut Armada Selatan 2
Pembagian tersebut membawa pengaruh perkembangan dan kebijakan daerah yang berlainan.

Ø  Untuk menarik simpati dan dukungan rakyat terhadap usaha perang, Jepang memberikan kesempatan rakyat Indonesia dalam urusan pemerintahan, diantaranya adalah :
·         Dewan Penasehat Pusat (Chuo Sangi In) dan Dewan Daerah (Shu Sangi Kai) dibentuk untuk membantu menjalankan roda pemerintahan.
·         Lagu Indonesia Raya dan bendera Merah Putih boleh dikibarkan.
·         Para pemimpin politik yang dipenjara pada masa sebelumnya dibebaskan.
·         Birokrasi pemerintahan masa kolonial Belanda dilakukan perubahan.
·         Jabatan gubernur jendral dihapus dan diganti kepala AL Jepang (Gunseikan).
·         Sistem informasi/ pers dibentuk kantor berita Domei.
·         Dalam aspek keamanan, seluruh rakyat dilibatkan agar ikut bertanggungjawab dalam keamanan daerah masing-masing.

       B.     Pembentukan organisasi baru di Bidang Politik
Pasukan Jepang selalu berusaha untuk menarik simpati/memikat hati rakyat Indonesia, dengan tujuan agar rakyat Indonesia mau memberikan bantuan kepada Jepang. Dalam usahanya untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang membentuk Organisasi resmi, yaitu:
a. Gerakan Tiga A
Gerakan ini disebut Gerakan Tiga A, yaitu
o   Nippon Pelindung Asia,
o   Nippon Cahaya Asia, dan
o   Nippon Pemimpin Asia.
Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Sikap Jepang dalam semboyan Tiga A, ternyata hanya upaya untuk menarik simpati bangsa Indonesia. Melalui tokoh politik, rakyat diminta mengumpulkan seluruh kekayaan untuk keperluan perang. Dalam perkembangannya rakyat Indonesia dieksploitasi sedemikian rupa, sehingga tingkat kehidupannya jauh lebih menurun lagi. Dalam perkembangannya gerakan ini tidak menarik simpati rakyat Indonesia, sehingga pada tahun 1943 gerakan ini dibubarkan dan digantikan dengan Putera.

b. Keibodan
Mulai awal tahun 1943, Jepang mulai mengerahkan mobilisasi rakyat dengan membentuk  gerakan-gerakan pemuda. Bulan April 1943, dibentuk Seinendan yang beranggotakan pemuda berusia 14-22 tahun. Pada bulan yang sama, dibentuk kesatuan Keibodan sebagai organisasi polisi, kebakaran dan serangan udara pembantu. Organisasi ini beranggotakan pemuda berusia 25-35 tahun

c. Pada pertengahan 1943, dibentuk :
· Heiho (pasukan pembantu) yang mendapat latihan dasar kemiliteran (pada akhir perang ada 25.000 orang).
·  Fujinkai atau Barisan Wanita dibentuk pada bulan Agustus 1943.

d. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan “empat serangkai” , yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Pada awalnya, Jepang membentuk gerakan ini untuk menarik perhatian rakyat Indonesia agar bersedia untuk membantu Jepang dalam peperangan yang dilakukan Jepang. Akan tetapi, gerakan/organisasi ini malah menjadi boomerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan para anggotanya yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

e. Pada pertengahan 1943, dibentuk Heiho (pasukan pembantu) yang mendapat latihan dasar kemiliteran (pada akhir perang ada 25.000 orang). Fujinkai atau Barisan Wanita dibentuk pada bulan Agustus 1943.



f. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Sementara partai-partai politik dibubarkan, Jepang masih memberikan izin untuk berkembangnya sebuah partai Islam yaitu Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). Karena organisasi ini bukan merupakan partai pollitik. Pimpinan MIAI diserahkan kepada Wondoamisena dan K.H.Kas Mansyur. Bahkan negara Nippon ini memberikan bantuan, sebab kelompok Islam dinilai paling anti terhadap kekuasaan orang-orang barat.
Akan tetapi pada perkembangannya organisasi ini selalu dicurigai. Akhir tahun 1943 MIAI dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

g. Tanggal 25 September 1944 dibentuk Seisyintai (Barisan Pelopor) sebagai bagian  Jawa Hokokai. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat, terutama pemuda untuk bertahan total bila diserang sekutu. Seisyintai yang mendapat latihan dasar kemiliteran merupakan kekuatan inti  Jawa Hokokai. Badan ini dipimpin Soekarno, RP. Soeroso, Otto Iskandardinata dan Buntaran Martoatmojo.

h. PETA (Pembela Tanah Air)
PETA merupakan organisasi bentukan Jepang yang anggotanya terdiri dari pemuda Indonesia, para pemuda ini dididik dan dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Pada awalnya, organisasai ini bertujuan untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di lautan pasifik, namun dalam perkembangannya organisasi ini malah menguntungkan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Karena Jepang merasa kedudukannya di Indonesia menjadi berbahaya dengan adanya organisasi itu, maka pada tahun 1944 organisasi itu dibubarkan dan diganti oleh organisasi lain.

i. Barisan Pelopor
Tahun 1994, Jepang semakin terdesak dalam perang Pasifik. Satu demi satu daerah pendudukannya jatuh ke tangan Amerika Serikat. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat Indonesia, pada tanggal 14 September 1944dibentuk Barisan Pelopor, sebagai bagian dari Jawa Hokokai.
Barisan Pelopor ini merupakan organisasi pemuda pertama di masa penjajahan Jepang yang dinbimbing langsung oleh kaum nasionalis Indonesia. Pimpinan organisasi dipegang oleh Ir.Soekarno dibantu oleh R.P.Suroso, Otto Iskandardinata dan Buntaran Martoatmojo
Melalui berbagai pidato dari para pemimpin nasionalis, Barisan Pelopor berhasil mengobarkan semangat nasional dan rasa persaudaraan di kalangat rakyat. Mereka juga berlatih kesiapsiagaan militer dengan kayu dan bambu runcing.

         C.    Bidang Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dan industrinya, maka Jepang melakukan eksploitasi terhadap sumber kekayaan alam Indonesia. Hal ini berupa eksploitasi dibidang:
·         hasil pertanian,
·         perkebunan,
·         hutan,
·         bahan Tambang,
·         dan lain-lain.
Kekayaan alam yang diambil Jepang dari hasil menguras kekayaan alam Indonesia ini hanya untuk kepentingan perang Jepang tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sebagai dampak dari eksploitasi besar-besaran sumber kekayaan alam Indonesia adalah kesengsaraan rakyat Indonesia berupa :
·         kekurangan sandang, pangan
·         menderita kemiskinan.
·         Rakyat hidup serba kekurangan ,
·         kelaparan karena sumber makanan diangkut Jepang untuk konsumsi tentaranya.
·         Untuk pakaianpun rakyat menggunakan bahan yang tidak layak pakai seperti goni yang keras dan kasar. Hal in terjadi karena kapas yang seharusnya dijadikan kain atau pakaian ternyata dibawa ke Jepang untuk diolah demi kepentingan Jepang itu sendiri.

Selain itu terdapat hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah :
·         Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
·         Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
·         Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Rakyat dibebankan menyerahkan :
ü  Bahan makanan 30% untuk pemerintah,
ü  Bahan makanan 30% untuk lumbung desa dan
ü  Bahan makanan 40% menjadi hak pemiliknya.

D.    Bidang Pendidikan
Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi/perbedaan yang diterapkan Belanda. Pada pemerintaha Jepang, siapa saja boleh mengenyam/merasakan pendidikan. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu: SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Sistem ini masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini. Satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan adalah sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang diadakan.

E.     Bidang Sosial Budaya
Dibidang sosial, kehadiran Jepang selain membuat rakyat menderita kemiskinan karena kekurangan sumber daya alam, hal lain juga terjadi yang berupa pemanfaatan sumber daya manusia. Pengerahan tenaga manusia untuk melakukan kerja paksa (Romusha) serta dilibatkannya para pemuda untuk masuk dalam organisasi militer maupun semi militer.
Dibidang budaya terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia. Rakyat juga diharuskan membungkukan badan kearah timur sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang pada setiap pagi hari (Seikerei). Hal ini tentu saja sangat menyinggung rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, karena dianggap menyembah kepada kaisar Jepang yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari, padahal orang muslim hanya melakukan penghormatan kepada Allah SWT.
Pada masa pendudukan Jepang golongan nasionalis Islam mendapat perlakuan istimewa. Mereka diberi banyak kebebasan. Hal ini disebabkan golongan nasionalis Islam dipandang lebih anti terhadap bangsa Barat karena perbedaan agama. Bukti pendukungnya:
o   MIAI diberi ijin menjalankan aktivitasnya,
o   NU dan Muhammadiyah diijinkan beraktivitas kembali (Sept 1943).
Namun demikian nasionalis Islam banyak yang berseberangan dengan pendudukan Jepang, karena dalam praktiknya kebijakan Jepang banyak bertentangan dengan prinsip Islam. Hal ini ditandai dengan munculnya perlawanan di Aceh, Singaparna, Indramayu oleh ulama.

Dampak yang Ditimbulkan dari berbagai Kebijakan Jepang
Dampak Positif Kebijakan Jepang
·         Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
·         Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
·         Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
·         Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
·         Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
·         Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
·         Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang.
·         Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Dampak Negatif Kebijakan Jepang
·         Penghapusan semua organisasi politik
·         Romusha yang sangat menyengsarakan rakyat
·         Krisis ekonomi yang sangat parah : hal ini dikarenakan dengan disalurkannya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
·         Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah
·         Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.
·         Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
·         Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.

·         Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

1 komentar:

  1. 8x , 9x , 10x BONUS WIN BERUNTUN

    Syarat dan ketentuan :
    ♣ Promoo ini hanya bagi member bolavita yang mendapatkan kemenangan 8x-10x berturut-turut tanpa kalah
    ♣ Minimal bet untuk setiap pertandingan adalah Rp 20.000 untuk hadiah bonus 8x win
    ♣ Minimal bet untuk setiap pertandingan adalah Rp 50.000 untuk hadiah bonus 9x & 10x win
    ♣ Bebas pada arena maupun
    ♣ Tidak boleh ada draw ataupun kalah
    ♣ Claim bonus harus dilakukan pada hari yang sama

    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623

    BalasHapus