Disusun Oleh:
1.
Bagaskara Dwi Wahyu
Jati (06)
2.
Gerano Sukarno (13)
3.
Hasan Hendratmoko (14)
4.
Isniyatin Nur Yusrina (16)
5.
Malik Kamaludin Bazar (18)
6.
Muhammad Ichbal (21)
7.
Puspasari Wahyu
Nugraheni (24)
Kelas : XII IPS 2
KEHIDUPAN POLITIK MASA ORDE BARU
Politik Dalam Negeri
A. Pembentukan Kabinet
Pembangunan
Kabinet pertama pada masa peralihan
kekuasaan adalah Kabinet Ampera dengan tugasnya Dwi Darma Kabinat Ampera, yaitu
menciptakan stabilitas politik dan stabilitas ekonomi sebagai persyaratan untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Program
Kabinet Ampera terkenal dengan nama Catur Karya Kabinet Ampera, antara lain
sebagai berikut :
1. Memperbaiki kehidupan
rakyat terutama di bidang sandang dan pangan
2. Melaksanakan pemilihan
umum dalam batas waktu yang ditetapkan, yaitu tanggal 5 Juli 1968
3. Melaksanakan politik
luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional
4. Melanjutkan perjuangan
anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya
B. Setelah sidang MPRS
tahun 1968, Suharto ditetapkan sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun dan
dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya
yang disebut dengan Pancakrida, meliputi:
1.
Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
2.
Menyusun dan melaksanakan Pemilihan Umum ekonomi
3.
Mengikis habis sisa-sisa Gerakan 30 September
4.
Membersihkan aparatur Negara di pusat dan daerah dari pengaruh
PKI.
5.
Pembubaran PKI dan Organisasi massanya
C.
Penyederhanaan dan
Pengelompokan Partai Politik
Pemerintah melakukan penyederhaan dan penggabungan
(fusi) partai- partai politik menjadi tiga kekuatan sosial politik. Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan
pada kesamaan ideologi, tetapi lebih atas persamaan program. Tiga kekuatan
sosial politik itu adalah :
1.
Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan PERTI
2.
Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba,
IPKI, dan Parkindo
3.
Golongan Karya
D.
Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam
kali pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan 1997. Dalam
setiap Pemilu yang diselenggarakan Golkar selalu memperoleh mayoritas suara dan
memenangkan Pemilu.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama masa
pemerintahan Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia telah
berjalan dengan baik. Apalagi Pemilu berlangsung dengan asas LUBER (langsung,
umum, bebas, dan rahasia). Namun dalam kenyataannya Pemilu diarahkan untuk
kemenangan salah satu kontestan Pemilu yaitu Golkar. Kemenangan Golkar yang
selalu mencolok sejak Pemilu 1971 sampai dengan Pemilu 1997 menguntungkan
pemerintah di mana perimbangan suara di MPR dan DPR didominasi oleh Golkar.
Keadaan ini telah memungkinkan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia
selama enam periode, karena pada masa Orde Baru presiden dipilih oleh anggota
MPR. Selain itu setiap pertanggungjawaban, Rancangan Undang-Undang, dan usulan
lainnya dari pemerintah selalu mendapat persetujuan MPR dan DPR tanpa catatan.
E.
Peran Ganda ABRI
Peran ganda ABRI terkenal dengan sebutan
Dwi Fungsi ABRI. Timbulnya pemberian peran ganda pada ABRI karena adanya
pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI
dan POLRI dalam pemerintahan adalah sama. Di MPR dan DPR mereka mendapat jatah
kursi dengan cara pengangkatan tanpa melalui Pemilu.
F.
Pemasyarakatan P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
G.
Mengadakan Penentuan
Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil PBB pada
tanggal 2 Agustus 1969.
Politik Luar Negeri
Pada masa Orde Baru politik luar negeri Indonesia yang
bebas aktif kembali dipulihkan. MPR mengeluarkan sejumlah ketetapan yang
menjadi landasan politik luar negeri Indonesia. Pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia harus didasarkan kepada kepentingan nasional, seperti pembangunan
nasional, kemakmuran rakyat, kebenaran, serta keadilan.
A.
Kembali menjadi
anggota PBB
Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB
disambut baik oleh negara-negara Asia lainnya bahkan oleh PBB sendiri. Hal ini
ditunjukkan dengan dipilihnya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk
masa sidang tahun 1974. Selain itu Indonesia juga memulihkan hubungan dengan
sejumlah negara seperti India, Thailand, Australia, dan negara-negara lainnya
yang sempat renggang akibat politik konfrontasi Orde Lama.
B.
Normalisasi hubungan
dengan beberapa Negara
C.
Pemulihan hubungan
dengan Singapura dan Malaysia
D.
Rakyat Sabah diberi
kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai
kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia
E.
Pemerintah kedua belah
pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatic
F.
Peresmian persetujuan
pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak
dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta
(Jakarta Accord).
KEHIDUPAN EKONOMI MASA ORDE BARU
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat
ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan
kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program
pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada
usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi
kurang lebih 650% setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah
menempuh cara sebagai berikut:
1. Stabilisasi
dan Rehabilitasi Ekonomi
2. Kerja Sama
Luar Negeri
3. Pembangunan
Nasional
0 komentar:
Posting Komentar